cctv

salju

Daun

Kamis, 13 Maret 2014


Setelah hampir dua tahun menetap di kota Batam baru kali ini aku mengunjungi mesjid terbesar yang terdapat disini yaitu Mesjid Raya Batam. Mesjid ini lumayan jauh dari tempat kos karena letaknya di pusat kota yaitu Batam Center. Hari itu aku dan Dina ingin melaksanakan sholat Idul Adha sekaligus melihat proses pemotongan kurban. Perjalanan menggunakan motor menghabiskan waktu 30 menit dan kamipun memarkir kendaraan di depan mesjid. Hujan yang mulai turun membuat pihak mesjid meminta seluruh jamaah untuk masuk ke dalam.


Kami langsung mencari tempat di lantai dua agar bisa melihat dari atas suasana pelaksanaan sholat. Mesjid Raya ini dibangun pada tahun 1999 dan selesai di tahun 2001.Di rancang oleh Ir. Achmad Noeman seorang arsitek yang juga merancang mesjid Salman ITB. Berdiri diatas lahan 75.000 meter persegi dengan Ruang shalat dan mezanin 2515,00 m2, Ruang wudlu pria 506,70 m2, Ruang wudlu wanita 178,10 m2 dan Ruang simpan sepatu 33,96 m2, Ruang kegiatan (lantai dasar) 2.190,24 m2, Menara tinggi 66m dengan luas 9 m2 dan Selasar penghubung 1.270 m2. Mesjid ini bisa menampung sekitar 3.500 jamaah di dalam sedangkan diluar bisa mencapai 15.000 jamaah menjadikanya mesjid terbesar dan terluas di kota Batam


Mesiid ini menarik karena atapnya berbeda dengan mesjid pada umumnya yang berbentuk kubah. Atapnya berbentuk piramida atau limas segi empat yang merupakan symbol hubungan antara Allah dengan hambanya ( Habluminallah ) sedangkan tiga sisi lainya merupakan simbol perjalanan manusia sebagai hamba Allah yaitu alam rahim, dunia dan akhirat. Plaza shalat adalah halaman utama mesjid yang sengaja dibuat sebagai perluasan ruang mesjid jika jamaah melebihi kapasitas saat sholat Idul Fitri atau Idul Adha. Tempat ini dibuat garis – garis shaf seluas 120 cm dan menghadap kiblat sebagai arah bagi jamaah. Garis shaf dibuat dengan bahan paving blocks yang dipadu dengan warna kelabu sangat kontras dengan warna merah bata.

Plaza sholat

Tangga – tangga yang terdapat di seputaran halaman selain sebagai injakan juga bisa berfungsi sebagai tempat sholat karena ukuranya telah disesuaikan. Plaza sholat terdapat dua tingkatan yaitu atas dan bawah. Di plaza bawah terdapat air mancur yang menambah kesejukan. Bak tanaman yang memakai bahan batu kali berwarna abu – abu sebagai bagian akhir tangga. Berbagai jenis tanaman seperti Pohon Palem, Bougenvile, Soka Merah dan Dadap Merah tumbuh dengan subur menghiasi seputaran mesjid.

Plaza bawah


Ruang dalam mesjid tidak terlalu luas. Dari lantai dua kami bisa melihat suasana di lantai bawah sambil mendengarkan tausyiah. Aku sempat mengambil foto beberapa ornament yang terdapat di dalam mesjid.

Tausyiah saat sholat Idul Adha


Bagian atap mesjid

Lampu hias dalam mesjid

Ornamen pada dinding mesjid

Ornamen pada dinding mesjid
Pemotongan kurban di mulai sekitar jam 9 pagi. Antrian pengambilan kupon daging kurban sudah mengular namun cukup tertib karena pihak kepolisian ikut membantu mengatur. Masyarakat sekitar sudah ramai mengerubungi Plaza Kurban. Plaza ini sengaja dibuat untuk penyelenggaran pemotongan hewan kurban yang sudah dilengkapi dengan tempat penampungan beserta saluran air limbah darah. Tiang beserta tenda pelindung cuaca sehingga kebersihan mesjid tetap terawat dengan baik. Sebenarnya aku tidak tega melihat pemotongan kurban. rasanya kasihan sekali melihat sapi dan kambing menanti ajal yang sudah di depan mata. Namun kepasrahan yang terpancar dari wajah mereka membuat hatiku terenyuh mengingat keikhlasan nabi Ibrahim saat harus menyembelih putra kesayanganya meski Allah kemudian menggantinya dengan seekor domba.




Pemotongan pertama diwakili utusan walikota kota Batam yang kemudian dilanjutkan oleh imam besar dan perangkat pemerintah daerah. Diiringi suara takbir yang bergema satu demi satu hewan menanti giliran untuk disembelih. Allhamdulilah, ini pengalaman pertamaku menatap langsung pemotongan hewan saat hari raya Idul Adha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar