Setelah hampir dua tahun menetap di kota Batam baru kali ini aku
mengunjungi mesjid terbesar yang terdapat disini yaitu Mesjid Raya
Batam. Mesjid ini lumayan jauh dari tempat kos karena letaknya di pusat
kota yaitu Batam Center. Hari itu aku dan Dina ingin melaksanakan
sholat Idul Adha sekaligus melihat proses pemotongan kurban.
Perjalanan menggunakan motor menghabiskan waktu 30 menit dan kamipun
memarkir kendaraan di depan mesjid. Hujan yang mulai turun membuat pihak
mesjid meminta seluruh jamaah untuk masuk ke dalam.
Kami langsung mencari tempat di lantai dua agar bisa melihat dari atas
suasana pelaksanaan sholat.
Mesjid Raya ini dibangun pada tahun 1999 dan selesai di tahun 2001.Di
rancang oleh Ir. Achmad Noeman seorang arsitek yang juga merancang
mesjid Salman ITB. Berdiri diatas lahan 75.000 meter persegi dengan
Ruang shalat dan mezanin 2515,00 m2, Ruang wudlu pria 506,70 m2, Ruang
wudlu wanita 178,10 m2 dan Ruang simpan sepatu 33,96 m2, Ruang
kegiatan (lantai dasar) 2.190,24 m2, Menara tinggi 66m dengan luas 9 m2
dan Selasar penghubung 1.270 m2. Mesjid ini bisa menampung sekitar 3.500
jamaah di dalam sedangkan diluar bisa mencapai 15.000 jamaah
menjadikanya mesjid terbesar dan terluas di kota Batam
Mesiid ini menarik karena atapnya berbeda dengan mesjid pada umumnya
yang berbentuk kubah. Atapnya berbentuk piramida atau limas segi empat
yang merupakan symbol hubungan antara Allah dengan hambanya (
Habluminallah ) sedangkan tiga sisi lainya merupakan simbol perjalanan
manusia sebagai hamba Allah yaitu alam rahim, dunia dan akhirat.
Plaza shalat adalah halaman utama mesjid yang sengaja dibuat sebagai
perluasan ruang mesjid jika jamaah melebihi kapasitas saat sholat Idul
Fitri atau Idul Adha. Tempat ini dibuat garis – garis shaf seluas 120 cm
dan menghadap kiblat sebagai arah bagi jamaah. Garis shaf dibuat
dengan bahan paving blocks yang dipadu dengan warna kelabu sangat
kontras dengan warna merah bata.
|
Plaza sholat |
Tangga – tangga yang terdapat di seputaran halaman selain sebagai
injakan juga bisa berfungsi sebagai tempat sholat karena ukuranya telah
disesuaikan.
Plaza sholat terdapat dua tingkatan yaitu atas dan bawah. Di plaza bawah
terdapat air mancur yang menambah kesejukan. Bak tanaman yang memakai
bahan batu kali berwarna abu – abu sebagai bagian akhir tangga. Berbagai
jenis tanaman seperti Pohon Palem, Bougenvile, Soka Merah dan Dadap
Merah tumbuh dengan subur menghiasi seputaran mesjid.
|
Plaza bawah |
Ruang dalam mesjid tidak terlalu luas. Dari lantai dua kami bisa
melihat suasana di lantai bawah sambil mendengarkan tausyiah. Aku
sempat mengambil foto beberapa ornament yang terdapat di dalam mesjid.
|
Tausyiah saat sholat Idul Adha |
|
|
|
Bagian atap mesjid |
|
Lampu hias dalam mesjid |
|
Ornamen pada dinding mesjid |
|
Ornamen pada dinding mesjid |
Pemotongan kurban di mulai sekitar jam 9 pagi. Antrian pengambilan kupon
daging kurban sudah mengular namun cukup tertib karena pihak kepolisian
ikut membantu mengatur. Masyarakat sekitar sudah ramai mengerubungi
Plaza Kurban. Plaza ini sengaja dibuat untuk penyelenggaran pemotongan
hewan kurban yang sudah dilengkapi dengan tempat penampungan beserta
saluran air limbah darah. Tiang beserta tenda pelindung cuaca sehingga
kebersihan mesjid tetap terawat dengan baik.
Sebenarnya aku tidak tega melihat pemotongan kurban. rasanya kasihan
sekali melihat sapi dan kambing menanti ajal yang sudah di depan mata.
Namun kepasrahan yang terpancar dari wajah mereka membuat hatiku
terenyuh mengingat keikhlasan nabi Ibrahim saat harus menyembelih putra
kesayanganya meski Allah kemudian menggantinya dengan seekor domba.
Pemotongan pertama diwakili utusan walikota kota Batam yang kemudian
dilanjutkan oleh imam besar dan perangkat pemerintah daerah. Diiringi
suara takbir yang bergema satu demi satu hewan menanti giliran untuk
disembelih. Allhamdulilah, ini pengalaman pertamaku menatap langsung
pemotongan hewan saat hari raya Idul Adha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar